Senin, 04 April 2011

Ma'na Sebuah Jati Diri

Oleh : H. Asep Rahmat *)
Coba kita browsing dan ketiklah kata "jati diri" di WWW.google.co.id. Kita pasti menemukan banyak judul tulisan, namun yang pasti disana akan banyak tertulis "mengembalikan jati diri bangsa", "membangun jati diri bangsa" dan lain-lainya yangintinya adalah pengembalian dan pembangunan yang berhubungan dengan bangsa.

Tapi marilah sejenak, sebentar dan sekejap kita lihat jati diri kita, apakah kita merupakan seseorang yang "berjati diri" membangun dan mengembalikan jati diri bangsanya. Sebelum melangkah lebih lanjut ada baiknya kita jelaskan apa sih jati diri itu?. Langsung saja, "Jati diri adalah sikap atau ekspresi kejiwaan mengenai wilayah dan peran kita di dunia ini". Atau "Jati diri adalah karakter setiap individu yang membuat individu tersebut dapat dibedakan dengan individu yg lainnya".

Saya ambil saja definisi yang kedua yaitu karakter yang membedakan. mengapa ada perbedaan? itu jelas sekali karena hidup ini dipenuhi oleh banyak perbedaan, namun dalam perbedaan itu terkadang kita sama dengan orang lain, tapi di satu sisi kita berbeda dalam artian kita lebih unggul dengan orang lain. Sesuatu yang membuat unggul itu tidak lain adalah sikap dan karakter kita dalam hidup dan kehidupan ini.

Karakter itu tidak akan pernah muncul dengan sendirinya, ia harus terus kita pupuk sehingga dengan sering kita pupuk akhirnya kita akan mengenali diri kita secara utuh. Namun, ada beberapa masalah bagi kita yang selalu menghantui dalam mengenali diri kita secara utuh, pertama dan ini merupakan Permasalahan utama yang sering timbul dan menghambat untuk mengenali diri kita ini adalah kemampuan diri untukberdiri secara "jujur, obyektif dan adil" dalam memberikan pandangan terhadap diri sendiri. Kita sering berbohong dengan keadaan kita, kita tak pernah jujur dengan wilayah dan peran kita.

Kita sering lupa, pura-pura lupa atau bahkan melupakan siapa kita sebenarnya. Kita sering menutup-nutupi keadaan dengan memunculkan sesuatu yang bertolak belakangdengan kenyatan. Tidak begitu sulit untuk mencontohkan semua ini, lihatlah bangsa kita mengapa jati diri bangsa kita (yang perlu kita kembalikan seperti banyak tulisan yang saya cari tadi), kebanyakan dari kita, pemimpin-pemimpin kita dan masyarakat kita tidak objektif dan adil pada bangsanya sendiri. Bangsa kita masih carut marut tetapi sebagian dari kita hidup dalam kemunafikan, hidup dalam ketidakpercayaan pada bangsanya sendiri.

Yang kedua kita sering lupa dengan tujuan kita, padahal mengetahui tujuanhidup merupakan simbol dari sebuah jati diri yang betul-betul siap dalam mengarungi kehidupan ini. Saya teringat perkataan Thomas Carlyle "Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan walaupun ia berada di jalan yang mulus"(Thomas Carlyle). Terkadang kita menginginkan sebuah kemajuan tapi nyatanya kita belum siap menerima kemajuan itu karena kita tidak tahu untuk apa hasil dari kemajuan itu. Untuk rakyatkah, untuk masyarakatkah untuk kekuasaankah, kalau untuk rakyat mengapa rakyat yang selalu jadi korban?.

tujuan itu tentu bukan hanya sekedar tujuan jangka pendek, tetapi disini adalah tujuan yang besar dan mulia yaitu tujuan yang tercermin dalam sebuah firmannya "dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah" (QS.adz-Dzariyat 56). inilah mengapa manusia banyak yang lupa akan jati dirinya, siapa ia, mau kemana ia, dari mana ia dan mau kemana ia.

apakah kita termasuk orang yang lupa bahkan tidak tahu terhadap jati diri kita, hanya kita yang mengetahui jawabannya.
* Alumni PKU

Baca Selengkapnya...